Beberapa hari menjelang tahun 2013, Mbak Arie (smuterz/clay crafter/enterpreneur) mengajak aku untuk mendaftarkan bisnis tas rajut ke Industri Kreatif Depok atas nama pribadi (bukan RBA). Sebenarnya sudah cukup lama Mbak Arie meng-encourage-ku untuk punya brand sendiri. Tapi melihat tas rajut merk Dowa, The Sak, Kaboki, kepedeanku tak kunjung muncul. Bahkan makin ciut melihat tas rajut super murah yang dijual di Bali. Tapi kemarin, mungkin karena tekanan hidup (halah!), ketidakpedeanku berganti menjadi kenekatan, let’s just do it, what do I got to loose-lah……
Suami pun mendukung lalu mengusulkan nama “Campernik” untuk brand tas rajutku. Campernik itu bahasa sunda tapi menurut situs kamus bahasa Sunda kata tersebut tidak ditemukan *lho?*. Namun setelah googling bisa disimpulkan bahwa terjemahan bebas dari campernik adalah unyu. Kira-kira begitulah.
I like the name, campernik. Aku memang bukan orang Sunda tapi tas-tas rajutku lahir di depok di mana sekolah di sini ada mata pelajaran bahasa Sunda. Setelah googling lagi ternyata sudah ada 4 toko online memakai nama ini bahkan 3 diantaranya jualan tas. Yaahhhh…. Lalu aku konsultasi lebih lanjut dengan ahli bahasa Sunda pribadiku, untuk menambahkan “the” di depan kata campernik.
Jadi, diketahui:
English: the
Indonesia: yang, si, sang
Sunda: nu
Ditanya:
the campernik: ?
Jawab :
the campernik = nu campernik
Jadilah NuCampernik (tanpa spasi). Sounds a perfect fit with my tas rajut. Ti namina kacipta mangrupana 😀
Apapun nama yang dipilih, semoga membawa keberkahan. amin.
Aamiin, memang itu yang dicari…
mbak vit, mau doong diajarin…..
kapan2 kita ketemuan ya, ajarin aku 🙂
Hayuuuuk, dateng aja ke RBA , hari senin & rabu jam 10-12, jl nurul hikmah 1, dekat Semut-semut the natural school
ihhh…campernik sekali tasnya….